Oleh : Fauzan Dwi Hart
Faizal Alifiansyah R
Secara umum
definisi kepemimpinan adalah sebuah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi,
baik dirinya sendiri ataupun orang lain. Seperti yang dicontohkan dosen kami
Pak Widya Utama,beliau selalu memberikan pengalaman yang telah dilakukannya
berguna untuk memacu motivasi kita berpikir lebih fungsinya agar mahasiswanya
kelak bisa melebihi apa yang telah dicapai oleh beliau. Kepemimpinan adalah
jiwa yang sebenarnya telah ada pada tiap – tiap orang, sehingga dalam lingkup
yang paling sederhana orang itu mampu untuk memimpin, mengarahkan, dan
mengontrol dirinya sendiri. Pada perkuliahan gelombang Pak Widya Utama juga
selalu mencotohkan ini dengan beliau bisa konsisten dengan apa yang
dibicarakannya sehingga mahasiswanya juga segan dengan beliau. Hal tersebut
menunjukkan bahwasanya kepemimpinan itu berbeda dengan jabatan, karena pangkat
atau jabatan hanyalah susunan struktural saja. Kepemimpinan tumbuh dari dalam
dan merupakan hasil dari keputusan diri sendiri untuk mau menjadi pemimpin bagi
diri sendiri, keluarga, agama, serta bangsa dan Negara. Namun, walaupun jiwa
kepemimpinan itu telah dimiliki setiap orang, tetapi perlu untuk dilatih dan
ditingkatkan agar mampu memberikan pengaruh pada lingkup yang lebih luas.
Ada
petuah yang pernah diucapkan oleh General Ronal Fogleman dari US Airforce,
“I
don’t think you have to be wearing stars on your shoulders or a little to be a
leader. Anybody who wants to raise his hand can be a leader anytime”.
Kepemimpinan itu kita sendiri yang memilihnya, kita
sendiri yang menentukan untuk merubah dan memperbaiki kebiasaan – kebiasaan buruk
yang selalu menghambat energy positif untuk masuk ke dalam diri kita. Contoh
kecil saja sebagai pemimpin haruslah berani menyampaikan pendapat atau hasil
kerjanya karena bagaimana orang bisa tahu kemampuan kita jika tidak
dipublikasikan , seperti nasihat Pak Widya Utama kepada mahasiswanya. Perubahan
itu tidak perlu muluk – muluk, kita mulai saja dari dalam diri kita sendiri.
Belajar untuk jujur pada diri sendiri itu modal utama untuk menghasilkan
perubahan besar. Jika kita sudah berbohong pada diri sendiri, pasti kepada
orang lain kita juga akan terbiasa berbohong. Jujur pada diri jika dalam
keseharian itu contohnya, melakukan ibadah secara ikhlas dan tanpa paksaan,
mengerjakan ujian dengan jujur, mengenali kelebihan dan kekurangan diri
sendiri, serta tidak mengambil hak – hak orang lain. Jika hal – hal yang kita
lakukan positif, maka di mata orang lain pun secara otomatis akan menganggap
diri kita sebagai orang yang positif, dan cenderung akan meniru perilaku
positif itu serta tak segan – segan menjadikan kita sebagai panutan bagi
dirinya. Hal ini efek dari kepemimpinan berlaku, bahwa kita mampu mempengaruhi
orang lain tanpa harus memaksa, menindas, dan tanpa kekerasan. Karena
seharusnya kita harus lebih keras terhadap diri kita, dan bersikap lembut
kepada orang lain. Seperti nasihat yang pernah disampaikan Bapak Widya Utama
kepada mahasiswanya, yaitu “Keraslah
pada dirimu sendiri, niscaya dunia akan memanjakanmu”. Memperbaiki diri dan
terus instropeksi adalah jalan terbaik untuk bisa menjadi leader bagi lingkungan sekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar