Jumat, 05 Desember 2014

PEMIMPIN BERMULA DARI YANG SEDERHANA

Oleh : Fauzan Dwi Hart                                                                   
            Faizal Alifiansyah R


            Secara umum definisi kepemimpinan adalah sebuah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, baik dirinya sendiri ataupun orang lain. Seperti yang dicontohkan dosen kami Pak Widya Utama,beliau selalu memberikan pengalaman yang telah dilakukannya berguna untuk memacu motivasi kita berpikir lebih fungsinya agar mahasiswanya kelak bisa melebihi apa yang telah dicapai oleh beliau. Kepemimpinan adalah jiwa yang sebenarnya telah ada pada tiap – tiap orang, sehingga dalam lingkup yang paling sederhana orang itu mampu untuk memimpin, mengarahkan, dan mengontrol dirinya sendiri. Pada perkuliahan gelombang Pak Widya Utama juga selalu mencotohkan ini dengan beliau bisa konsisten dengan apa yang dibicarakannya sehingga mahasiswanya juga segan dengan beliau. Hal tersebut menunjukkan bahwasanya kepemimpinan itu berbeda dengan jabatan, karena pangkat atau jabatan hanyalah susunan struktural saja. Kepemimpinan tumbuh dari dalam dan merupakan hasil dari keputusan diri sendiri untuk mau menjadi pemimpin bagi diri sendiri, keluarga, agama, serta bangsa dan Negara. Namun, walaupun jiwa kepemimpinan itu telah dimiliki setiap orang, tetapi perlu untuk dilatih dan ditingkatkan agar mampu memberikan pengaruh pada lingkup yang lebih luas. 
                     Ada petuah yang pernah diucapkan oleh General Ronal Fogleman dari US Airforce, 
“I don’t think you have to be wearing stars on your shoulders or a little to be a leader. Anybody who wants to raise his hand can be a leader anytime”.

            Kepemimpinan itu kita sendiri yang memilihnya, kita sendiri yang menentukan untuk merubah dan memperbaiki kebiasaan – kebiasaan buruk yang selalu menghambat energy positif untuk masuk ke dalam diri kita. Contoh kecil saja sebagai pemimpin haruslah berani menyampaikan pendapat atau hasil kerjanya karena bagaimana orang bisa tahu kemampuan kita jika tidak dipublikasikan , seperti nasihat Pak Widya Utama kepada mahasiswanya. Perubahan itu tidak perlu muluk – muluk, kita mulai saja dari dalam diri kita sendiri. Belajar untuk jujur pada diri sendiri itu modal utama untuk menghasilkan perubahan besar. Jika kita sudah berbohong pada diri sendiri, pasti kepada orang lain kita juga akan terbiasa berbohong. Jujur pada diri jika dalam keseharian itu contohnya, melakukan ibadah secara ikhlas dan tanpa paksaan, mengerjakan ujian dengan jujur, mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta tidak mengambil hak – hak orang lain. Jika hal – hal yang kita lakukan positif, maka di mata orang lain pun secara otomatis akan menganggap diri kita sebagai orang yang positif, dan cenderung akan meniru perilaku positif itu serta tak segan – segan menjadikan kita sebagai panutan bagi dirinya. Hal ini efek dari kepemimpinan berlaku, bahwa kita mampu mempengaruhi orang lain tanpa harus memaksa, menindas, dan tanpa kekerasan. Karena seharusnya kita harus lebih keras terhadap diri kita, dan bersikap lembut kepada orang lain. Seperti nasihat yang pernah disampaikan Bapak Widya Utama kepada mahasiswanya, yaitu “Keraslah pada dirimu sendiri, niscaya dunia akan memanjakanmu”. Memperbaiki diri dan terus instropeksi adalah jalan terbaik untuk bisa menjadi leader bagi lingkungan sekitar kita. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar